Tanggal 30 Mei 1998, diadakan pertemuan (istighosah) akbar di Jawa Timur. Semua sesepuh serta Kyai berkumpul di PWNU Jawa Timur. Dalam pertemuan tersebut, para kyai mendesak agar KH. Cholil Bisri untuk menggagas dan membidani pendirian Partai Politik untuk mengaplikasikan aspirasi para kyai tersebut. Tetapi KH.Cholil Bisri menolaknya dan lebih memilih mengurus Pondok Pesantren.
Karena terus didorong oleh para Kyai, akhirnya tanggal 6 Juni 1998 KH.Cholil Bisri mengundang sekitar 20 Kyai untuk membicarakan hal tersebut. Tetapi diluar dugaan, lebih dari 200 Kyai menghadiri pertemuan tersebut.
Dari pertemuan tersebut terbentuklah panitian kecil yang diebut Tim "Lajnah" yang terdiri dari 11 orang. KH. Cholil Bisri sendiri sebagai ketua dengan Gus Yus sebagai sekretaris. Tim inilah yang bertugas menyusun platform, komponen-komponen partai (termasuk logo) Partai. Selain itu terbentuk juga Tim Asistensi Lajnah terdiri dari 14 orang yang diketuai oleh Matori Abdul Djalil dan sekretarisnya Asnan Mulatif.
Tanggal 18 Juni 1998, panitian tersebut mengadakan pertemuan dengan PBNU, yang kemudian dilanjutkan dengan audiensi bersama tokoh-tokoh politik NU yang ada dalam partai Golkar, PDI, dan PPP. Panitia tersebut mengajak untuk bergabung tanpa adanya paksaan. Namun PBNU menolak tawaran pendirian partai tersebut. Setelah itu pada tanggal 4 Juli 1998, Tim ‘Lajnah’ beserta Tim dari NU mengadakan semacam konferensi besar di Bandung dengan mengundang seluruh PW NU se-Indonesia yang dihadiri oleh 27 perwakilan.
Pada hari itu juga diputuskan pembentukan Partai. Waktu itu banyak usulan nama mulai dari Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Kebangkitan Ummat sampai Partai Nahdlatul Ummat. Dengan musyawarah yang panjang akhirnya ditetapkan nama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai nama partai tersebut.
Kemudian ditentukan siapa saja yang menjadi deklarator PKB. Disepakati 72 deklarator, sesuai dengan usia NU ketika itu. Jumlah itu terdiri dari Tim Lajenah (11), Tim Asistensi Lajenah (14), Tim NU (5), Tim Asistensi NU (7), Perwakilan Wilayah (27 x 2), Mulai dari Para Ketua Event Organisasi NU, tokoh-tokoh Pesantren dan tokoh-tokoh masyarakat. Semua deklarator membubuhkan tandatangan dilengkapi naskah deklarasi. Lalu diserahkan ke PBNU untuk mencari pemimpin partai ini.
Ketika masuk ke PBNU, dinyatakan bahwa yang menjadi deklaratornya 5 orang saja, bukan 72 orang. Kelima orang itu yakni KH Munasir Allahilham, KH Ilyas Ruchyat Tasikmalaya, KH Muchid Muzadi Jember dan KH. A. Mustofa Bisri Rembang dan ditambah KH Abddurahman Wahid sebagai ketua umum PBNU. Nama 72 deklarator dari Tim Lajnah itu dihapus oleh semua oleh PBNU.
Pada akhirnya tanggal 23 Juli 1998 di Jakarta lewat sebuah deklarasi oleh para kiai-kiai Nahdlatul Ulama, seperti Munasir Ali, Ilyas Ruchiyat, Abdurrahman Wahid, A. Mustofa Bisri, dan A. Muhith Muzadi berdirilah Partai Kebangkitan Bangsa atau lebih dikenal dengan nama PKB sebagai Partai Politik di Indonesia.
Kemudian Partai Kebangkitan Bangsa untuk pertama kalinya mengikuti Pemilu di tahun 1999, PKB juga pernah mengajukan Gus Dur sebagai Presiden dengan masa jabatan tahun 1999-2001. Selanjutnya di tahun 2004 PKB juga terdaftar sebagai Partai peserta Pemilu. Partai ini banyak membidik kaum NU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar